Motor Induksi ; Prinsip Kerja, Jenis, Konstruksi dan Untung Ruginya
Dear sahabat BT, senang bisa jumpa lagi. Hari ini Om BT akan sharing tentang Motor Induksi; Prinsip Kerja, Jenis, Konstruksi dan Untung Ruginya. Motor Induksi atau motor asinkron adalah sebutan untuk motor-motor listrik yang biasa dipakai di dunia Industri.
Motor-motor listrik ini biasanya menggunakan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor listrik IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW).
Prinsip Kerja Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor arus bolak – balik (ac) yang paling banyak digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relative antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor – konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus dan sesuai dengan hokum Lorentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Jenis-jenis Motor Induksi
Motor induksi memiliki banyak jenis. Untuk memudahkan pengelompokannya motor induksi ini dibagi berdasarkan prinsip kerjanya, berdasarkan arus dan tegangan, berdasarkan kecepatan putarnya dan berdasarkan strukturnya. Berikut ini klasifikasi motor induksi :
Berdasarkan prinsip kerjanya :
- Motor induksi rotor sangkar
- Motor induksi rotor belitan
- Motor komutator seri
- Motor kompensasi
- Motor shunt, dan motor repulsion.
- Motor induksi 3 fasa
- Motor induksi 1 fasa
- Bervariasi
- Dapat diatur
- Terbuka
- Tertutup
- Setengah tertutup
- Berventilasi
Pada dasarnya motor induksi memiliki suatu bagian yang tidak bergerak (stator) dan bagian yang bergerak (rotor).
Stator
Pada dasarnya belitan stator motor induksi tiga fasa sama dengan belitan motor sinkron. Konstruksi besi atau baja pada statornya belapis- lapis dan mempunyai alur untuk melilitkan kumparan. Stator mempunyai tiga bagian kumparan, ujung-ujung belitan kumparan dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan penyambungan dengan sumber tegangan.
Masing-masing kumparan stator mempunyai beberapa buah kutub, jumlah kutub ini menentukan kecepatan motor tersebut. Semakin banyak jumlah kutubnya maka putaran yang terjadi semakin rendah.
Stator
Pada dasarnya belitan stator motor induksi tiga fasa sama dengan belitan motor sinkron. Konstruksi besi atau baja pada statornya belapis- lapis dan mempunyai alur untuk melilitkan kumparan. Stator mempunyai tiga bagian kumparan, ujung-ujung belitan kumparan dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan penyambungan dengan sumber tegangan.
Stator |
Rotor
Dalam hal konstruksi rotornya, motor induksi dibagi atas dua jenis, jenis rotor sangkar (squirrel – cage rotor) dan jenis rotor belitan (wound rotor).
Motor Rotor Sangkar
Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada jenis rotor lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri atas batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor. Batang penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau alumunium.
Ujung - ujung batang penghantar dihubung singkat oleh cincin-cincin, sehingga berbentuk sangkar burung. Motor induksi yang menggunakan rotor ini disebut motor induksi rotor sangkar. Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka tidak dibutuhkan tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada saat awal berputar. Alur-alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan sumbu (poros) tetapi sedikit miring.
Motor Rotor Lilit
Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke dalam alur - alur inti rotor. Belitan ini sama dengan belitan stator, tetapi belitan selalu dihubungkan secara bintang. Tiga buah ujung-ujung belitan dihubungkan ke terminal- terminal sikat dan cincin seret yang terletak pada poros rotor. Pada jenis rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan motor dengan cara mengatur tahanan belitan rotor tersebut. Pada keadaan kerja normal sikat karbon yang berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung singkat. Motor induksi rotor lilit dikenal dengan sebutan Motor induksi slipring atau motor induksi rotor lilit.
Rotor Lilit |
Suatu keuntungan dari motor induksi dengan rotor lilit adalah dapat ditambah dengan tahanan luar. Hal ini sangat menguntungkan untuk starting motor pada saat berbeban berat dan sekaligus sebagai pengatur putaran motor. Rangkaian motor induksi dengan rotor lilit dilengkapi dengan tahanan luar.
Keuntungan dan Kerugian Motor Induksi
Penggunaan motor induksi yang banyak dipakai di dunia industri mempunyai keuntungan sebagai berikut :
- Bentuknya yang sederhana dan memiliki konstruksi yang kuat.
- Harga relatif murah dan dapat diandalkan.
- Perawatan yang minimum.
- Efesiensi tinggi pada keadaan berputar normal, tidak memerlukan sikat sehingga rugi – rugi daya yang diakibatkannya dari gesekan dapat dikurangi.
- Pengaturan pengoperasian (pengontrolan) yang mudah dan sederhana.
- Pengaturan kecepatan dari motor induksi sangat mempengaruhi efesiensinya.
- Kecepatan motor induksi akan menurun seiring dengan bertambahnya beban, tidak seperti motor DC atau motor shunt.
- Kopel awal mutunya rendah dibandingkan dengan motor DC shunt.
- Kecepatan tidak mudah dikontrol.
- Power faktor rendah pada beban ringan.
- Arus start biasanya 5 – 7 kali dari arus nominal.
Belum ada Komentar untuk "Motor Induksi ; Prinsip Kerja, Jenis, Konstruksi dan Untung Ruginya "
Posting Komentar